Jum'at, 28 Juni 2019
Pengusaha Chokh Thai Tea
Sore menjelang magrib saya mampir disalah satu lapak teman saya yang ada di daerah Bringin, Ngalian, Semarang yang sekarang merintis usahanya, yaitu minuman Chokh Thai Tea yang menjadi salah satu minuman favorit di kalangan pemuda, bahkan anak-anak samapi orang dewasa, minumam kekinian itu berasal dari negara gajah, ya negara Thailand, yang dimana logo gajah disertakan dalam kemasan minuman tersebut juga pada tempat untuk penjualannya. Namanya Mu'min salah satu mahasiswa UIN Walisongo semester enam yang juga sama dengan saya, dia orang Pati yang rumahnya cukup dekat dengan saya hanya berbeda kecamatan. Mula-mula saya ucapkan salam dan menanyakan kabarnya juga membeli Thai Tea.
"Assalamu’alaikum Min, bagaimana kabarmu sekarang...?, lama tak jumpa" Ucapku padanya.
"Weh Bang Ari Wa'alaikumsama... Baik Alhamdulilah baik..., bagaimana kabarmu Bang , Udah UAS dan mau pesan apa ?" Jawabnya Mu'min dengan balik bertanya dan menawarkan Thai Teanya.
"Udah sebagian Min... Alhamdulilah baik, Saya kesini mau beli Thai Tea Red Velvet dan mau wawancara karena ada tugas dari mata pelajaran Jurnalistik Online, untuk melakukan wawancara dengan pengusaha keren sepeetimu hahaha. Boleh saya minta waktunya sebentar Min... untuk wawancara?" Kataku sambil guyonan.
"Ya ya, monggo silahkan, duduk" jababnya sambil mempersilahkanku untuk duduk, dan setelah duduk saya mulai menanyakan.
"Sejak kapan sampeyan merintis usaha Chokh Thai Tea ini?" Tanyaku dengan nada santai.
"Kurang lebih sudah satu tahun ini Bang, walaupun banyak rintangan menghadang hahaha" jawabnya sambil tertawa dan sedang berdiri untuk merebus air dalam teko.
"Modalmu dulu berapa Min...?" Tanyaku lagi padanya.
"Modalku untuk mendirikan semua ini lima juta, itu bersih Bang, dan udah dapat perlengkapannya untuk membuat Thai Tea termasuk gerobaknya." Jawabnya.
"Untuk alat-alat membuat Tahi Tea memang apa saja ya Min...?" Tanyaku.
"Ada kompor, ceret, gelas alumunium, gelas mili, teremos, galon, pompa, galon, teko, cendok, dan lain-lain." Dengan santai menuangkan gula dan serbuk red velvet untuk adonan pesananku. Dan akupun bertanya lagi.
"Sehari biasanya bisa buat berapa cup minuman dan harga persatunya berapa ini Min...?
"Sehari bisa dua puluh lima cup..., harganyapun berbeda-beda, kalau yang cup besar dua belas ribu rupiah selain original besar yang harganya sepuluh ribu rupiah dan untuk cup kecilnya sembilan ribu selain original kecil yang harganya tujuh ribu rupiah. Tetapi kalau hari jum'at seperti ini... ada promosi, semua yang cup besar tanpa kecuali kami hargai sepuluh ribu rupiah dan yang cup kecil kami beri harga tujuh ribu rupiah." Keterangannya yang lebar sambil mengaduk adonan red velvet.
"Berarti kalau sehari bisa dapat penghasilan berapa rupiah?" Tanyaku dengan sedikit penasaran.
"Ya sekitar 150 sampai 200 ribu rupiahlah, lumayan Alhamdulillah kalau lagi rame." Jababnya sambil menuang-nuangkan racikan red velvet di gelas satu dengan satunya.
"Lah mulai berdagang dari jam berapa sampai jam berapa?" Tanyaku.
"Saya biasanya dagang mulai dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam, dan kalau ada kuliah gantian dengan teman saya." Jawabnya.
"Kalau boleh tau, bahan-bahannya belanja dari mana?" Tanyaku sambil melihat kelihaiannya memainkan tuangan air red velvet itu.
"Saya biasanya disetorin sama agen dari Thai Tea, dan biasanya beli sendiri dari suwalayan" jawabnya."
"Apa harapan dan cita-citamu Min... kedepannya sebagai pedagang?" Tanyaku.
"Harapan saya sekarang hanya ingin membahagiakan orang tua, dengan membantu biayaya kuliah saya, lebih-lebih dapat memberikan uang kepada mereka, dan harapan dari orang tua saya sendiri agar saya dapat menjadi pengajar, dikarenakan saya juga mengambil fakultas tarbiyah jurusan bahasa Arab kan..." Jawabnya sambil menuangakan racikan red velvet di atas es batu yang sudah di dalam cup.
"Wah memang benar-benar keren sekali ini kamu Min... Semoga sukses selalu dan terkabul apa yang menjadi keinginanmu. Mungkin cukup sekian Min... wawancara dari saya, terima kasih atas waktunya, kapan-kapan ngopi ya, berapa ini jadinya...?" Sambilku tanya berapa harga Thai Tea Res Velvet cup besar.
"Gak usah Bang khususon untuk sahabatku hehehe..." jawab Mu'min sambil tertawa lebar.
"Beneran ini Min..." tanyaku tak menyakinkan.
"Udah ini khusus kamu Bang... karena sudah banyak membantuku dulu ketika susahku..." katanya sambil menyakinkanku.
"Waduh jadi nggak enak nih... ya udah kalau begitu terimakasih loh ya udah ngasih gratisan hehehe sukses selalu pokoknya, Assalamualaikum..." kuucapkan salam dan sedikit do'a padanya sambil kutertawa kecil malu-malu karena merasa datang malah merepotkan.
"Ok ok... Wa'alikumsalam... ati-ati nek ndalan." jawab Mu'min dengan tersenyum dan sambil mengingatkanku untuk selalu berhati-hati dijalan.
Maka akupun pulang untuk kembali ke kos-kosan, karena hari sudah mulai petang. Sekian dan terimakasih.
Jum'at, 28 Juni 2019
Oleh: Ari Sudiro
.
.