MAKALAH
GAUNG GLOBAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Living Al-Qur'an dan Hadist
Dosen Pengampu : Sri Purwaningsih, M.Ag
Oleh :
Bilad Maulana (1604026110)
Anggit Septiana Hardini (1602626111)
Ari Sudiro (1604026112)
PRODI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali pemahaman mengenai Al-Qur'an sehingga mereka-mereka yang sesudah membaca kemudian ia memahaminya tanpa ada suatu pertimbangan maka ada suatu pemahaman yang keliru. Ada juga yang memahaminya berdasarkan rasa kasih sayang maka yang ia timbulkan adalah suatu kebaikan, berbeda jika ia memahaminya secara kontekstual maka akan timbul suatu masalah di suatu wilayah jika ayat itu butuh pendekatan-pendekatan.
Penghidupan dari suatu praktek pengamalan Al-Qur'an sudah menjadi suatu hal yang wajar bagi umat Islam, akan tetapi bukan berarti apa yang di tandakan dalam al-Qur'an akan ada salah dalam pemahaman. Banyak tokoh tokoh yang menghidupkan Al-Qur'an, salah satunya Imam W.D. Muhammad yang dari Amerika, dan ia cinta akan tanah airnya. Berbeda halnya dengan Usamah bin Ladin, ia cenderung memahami al-Qur'an secara keras, artinya ia menjadikan al-Qur'an sebagai tanda bahwa jihad perlu dilakukan dengan menghunus pedang yang artinya perang.
Kemudian al-Qur'an juga sebagai resep agar di kemudian hari tidak ada penyakit-penyakit yang menjangkiti mahluk hidup di muka bumi. Salah satu petunjuk al-Qur'an adalah larangan berzina ataupun bergonta-ganti pasangan, karena dalam ilmu kedokteran akan membahayakan bagi kesehatan, yaitu akan timbul penyakit yang namanya Aids. Salah satu negara yang melahirkan Aids adalah Amerika Serikat, maka disanalah perlu pencegahan hal-hal yang dilarang dalam al-Qur'an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pendapat W.D. Muhammad bahwa Al-Qur'an sebagai panduan bagi persamaan ?
2. Apa pendapat Usamah bin Ladin bahwa Al-Qur'an sebagai mandat untuk jiha ?
3. Bagaiman kontribusi Al-Qur'an sebagai resep bagi korban aids dan wanita ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. W.D. Muhammad: Al-Qur’an Sebagai Panduan Bagi Persamaan.
Menjadi kulit hitam dan Muslim di Amerika Serikat selalu merupakan tantangan. Dan merupakan tantangan khusus bagi Imam W. D. Muhammad, juru bicara terkemuka bagi lebih dua juta Muslim Amerika Utara. Sejak 1932, ayahnya, Elijah Muhammad memimpin Nation of Islam Selama empat puluh tahun selanjutnya, Nation of Islam dikenal bukan hanya karena organisasi itu menganut Islam, tetapi juga karena separatisme rasialnya. W. D. Muhammad mengubah sikap itu. Pada 1976 dia menjadi pemimpin dan mengubah nama kelompok itu menjadi Komunitas Dunia-Islam di Barat, ia menjadi Perhimpunan Muslim Amerika, dan yang terbaru Peduli Masjid. Dalam tiap fasenya W. D. Muhammad membela Islam sebagai agama asli Amerika, dan dia secara konsisten menentang rasisme khususnya di kalangan Muslim.
Ketika W D. Muhammad menggantikan ayahnya, kekua. saannya ditolak oleh saingan-saingannya, terutam Farrakhan. Pada 1978 Farrakhan menghidupkan kembal tion of Islam dengan pesan separatis rasial yang sama seperti pada masa Elijah Muhammad. Diam-diam W. D Muhammad mengambil jarak dari ayahnya maupun Fanakhan. Untuk mem bedakan Islam yang benar dari versi Islam palsu, dia sering menyebut Islam sebagai al-Islam, yakni, Islam yang sesungguh nya, bukan penyimpangannya dalam bentuk lama dan baru Nation of Islam Nation of Islam.
Dalam pidato tahun 1978 berjudul 'Amerika: Si Cantik dan Si Jahanam", dia menunjukkan betapa mendalamnya pandangan dia tentang Islam didasarkan pada pembacaan yang unik atas AI-Qur'an. Imam W. D. Muhammad menolak rasisme Sebagai gantinya, dia menawarkan harapan bahwa contoh contoh dalam Al-Qur'an mengilhami pemikiran orang-orang Kaukasia maupun Afrika Amerika, non-Muslim maupun Muslim, untuk menjadikan Amerika sebagai Si Cantik dar bukan Si Jahanam.
Tuhan Maha Pengasih. Segala puji bagi Allah
Saudara-saudara yang terkasih, Kitab Suci Al-Qur'an memerintahkan kepada kita untuk melihat warna. Bukan hanya itu, Al-Our'an mengatakan bahwa di langit dan di bumi, dan dalam kejadian-kejadian antara langit dan bumi, serta apa yang ada dalam dirimu, Anda akan mendapati tanda-tanda dan Tuhan mengajarkan kita melalui ciptaan-Nya, Dia merancang ciptaan-Nya untuk menyampaikan hikmah kepada pikiran manusia yang berpikir.
Bagaimana Anda berpikir bahwa orang Kaukasia telah mencapai posisi yang tinggi dalam ilmu pengetahuan, dalam bidang-bidang usaha, dan prestasi manusia lainnya? Hal itu karena dia mendapatkan pesan dari Al-Qur'an dan dapat melihat risalah itu dalam al-Kitab dan membiarkan intelijensinya menerima pengaruh-pengaruh besar pengaruh-pengaruh Al-Qur'an yang produktif.
Konstitusi Amerika di pengaruhi oleh ajaran-ajaran Al-Qur'an. Bahkan konsep bisnis kapitalis dipengaruhi oleh ajaran Al-Qur'an. Gagasan tentang martabat manusia yang dinyatakan dalam konstitusi lebih sesuai konsep manusia dalam Al-Qur'an ketimbang dalam al-Kitab. Banyak orang-orang bertanya kepada imam besar (W.D. Muhammad) kini ingin menyelamatkan Amerika. Saya ingin menyelamatkan Amerika karena dua sumber kehidupan kebohongan. Saya rasa kita harus memisahkan dua suber kebohongan agar Amerika indah.
Berhentilah mendengarkan dongeng tentang orang-orang Arab sebagai pedagang budak, Bangunlah. Hari kemenangan besar Anda ada di sini. Jangan tidur. Apakah Anda mengira bahwa seorang yang cerdas bahkan jika dia tahu pasti bahwa sebagian orang Arab terlibat bisnis perdagangan budak akan memisahkan dirinya dari masa lalu yang agung, dani sejarahnya yang agung dan martabat dalam AlLIstam, hanya karena sebagjatn orang Arab ambil bagian dalam perdagangan budak? Tidak ada orang cerdas akan melakukan hal bodoh itu. Pernahkah ada or ang mencoba membuat Anda pereaya bahwa seseorang, hanya karena dia menerima Al Islam, menjadi bersih tanpa noda, bebas dari melakukan kesalahan? Tidak. Allah mengatakan dalam Al Qur'an bahwa orang yang baik tidak dikenali dari warna kulit atau label-label agama mereka.
Allah berfirman, dalam Al Qur'an, bahwa kebajkan itu bukanlah menghadapkan wajah ke Timur atau Barat. Kebajikan terletak dalam takwa kepada Alilah, patuh kepada Tuhan. Ketujikan terletak dalam mclaksanakan kzinginan keinginan Tuhan Ketajikan terierak dalam iman kepada Allah kital liat suci-Nya. Nabi-nabi Nya, malaikat malaikat Nya, janji jang Nya kepada orang beriman kebajikan adalah dalam perlakuan yang baik dan dermawan kepada kcluarga dan kerabai dckal. Dan juga kepada para janda, anak anak yatim, dan orang yang sedang bepergian dan tidak punya tempat untok menginap (musafir) Semua itu bersumber dari definisi kebajikan dalam Al-Qur'an.
Al-Qur'an tidak mengatakan kebajikan itu dalam orang Islam. Seorang Muslim akan baik jika dia sesuai dengan fitrah Muslimnya dan dengan petunjuk yang diberikan. Akan tetapi, jika dia ingin membangkang, dia bebas. Tuhan berfirman, dalam Al-Qur'an, bahwa jika Dia ingin menjadikan manusia itu sebagai umat yang satu, Dia dapat melakukannya. Dia adalah Tuhan pencipta, dan kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu. Jika Dia mau, Dia dapat menjadikan kita semua satu dalam umat yang sama. Kita semua mengerjakan Shalat dan menghadap Kakbah dan kita semua mengamalkan persaudaraan universal. Kita tidak boleh menganut rasisme. Kita harus memiliki konsep Al-Islam yang benar.
Tuhan berfirman, jika Dia ingin mewujudkan sesuatu, Dia dapat melakukannya. Tuhan berfirman dalam Al-Qur'an bahwa Dia telah menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling-kenal dan tidak saling merendahkan. Al-Qur'an dengan tegas mengatakan kepada kita bahwa keunggulan, kebajikan, atau keshalehan tidak dipandang dari segi wama kulit atau label-label agama. Ini adalah isi Kitab yang dibuat Tuhan Ini harus menjadi hati nurani kaum Muslim. Akan tetapi, kadang-kadang kaum Muslim tidak menuruti hati nurani meneka.
Maka, jika sejarah memperlihatkan kepada saya bahwa seorang Arab atau beberapa orang Arab atau ratusan ribu orang Arab terlibat dalam perdagangan budak, itu tidak akan mengubah agama saya. Itu tidak akan membuat saya berjalan lebih lamb mendekati saudara Arabku yang Muslim. Saya akan menyimpan cinta dan penghargaan yang sama bagi saudara Muslim Arab saya. Saya akan menetapi ketaatan yang sama kepada Allah. Saya akan menjaga mata dan seluruh diri saya tetap berpaling ke Kakbah di Makah-saya tidak peduli apa yang telah dilakukan orang Arab atau yang akan mereka lakukan.
Tidak ada orang Arab pernah melakukan hal-hal itu dan datang dengan Al-Qur'an di tangannya. Akan tetapi, juga tanyakan kepada mereka yang mengatakan kepada Anda bahwa orang Arab telah melakukan hal-hal itu. Tanyakan sejarah mereka dan lihatlah hal-hal jahat yang telah mereka lakukan dengan Alkitab di tangan mereka. Saya tidak sedang berusaha mengatakan bahwa orang Kristen itu buruk, tetapi saya mengatakan Anda hendaknya tidak melemparkan batu jika Anda tinggal di rumah kaca. Dan saya baru saja menarik sedikit sampah yang ada di bawah karpet Anda.
Nyata sekali dalam pidato ini, sebagaimana dalam semua tulisan Imam W.D. Muhammad, keterlibatan dengan Al-Qur'an sebagai Sebuah Kitab Tanda yang melintasi perbedaan ras bahasa dan budaya. Menyebut-nyebut Al-Qur'an tanpa perlu mengutip surat dan ayat adalah bagian dari strateginya untuk menaturalisasi pesannya. Dia menguaknya ke dalam tekstur kehidupan sehari-hari. Dia mengemukakannya dalam kosa kata kaum Muslim dan non-Muslim.
Di bagian lain dia sangat spesifik tentang apa makna Al-Qur'an bagi umat Islam. Dia menawarkan penafsiran baru atas Surat Al-Fatihah. Meskipun ayat pembuka diterjemahkan secara berbeda-beda sebagai:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semua ciptaan Atau Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Atau Segala puji bagi Allah, Penguasa dunia.
Imam W. D. Muhammad merenungkan makn dalam dari kata "dunia." Dia penasaran mengapa akar kata a yang "dunia" dalam bahasa Arab juga sama dengan a akar kata "pengetahuan." Dia memilih menggabungkan keduanya sehingga menghasilkan terjemahan unik atas perintah awal Surat Al-Fatihah:
“Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh sistem Pengetahuan”.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh sistem Pengetahuan "Dunia" bukan lagi alam angkasa luar atau alam kehidupan setelah mati. Sebaliknya, "dunia" menjadi "sistem pengeta- huan". Penekanannya bukan hanya pada pengetahuan tetapi sistem pengetahuan, dan penekanan diberikan pada semua sistem pengetahuan: tidak peduli dari mana asal sisten itu atau siapa yang mengklaimnya atau siapa yang menggunakannya, semua berasal dari Tuhan. Kearifan agung, baik dari para penulis Kaukasia yang menyusun Konstitusi AS atau dari para ilmuwan Arab era Kekhalifahan, bersumber dari Tuhan.
Bukankah kelompok-kelompok yang sama ini kadang- kadang berfungsi sebagai antagonis bagi orang-orang Afrika Amerika? Ya, tetapi prestasi-prestasi orang-orang Kaukasia dan Arab bersumber dari Tuhan. Kearifan mereka milik Allah, karena semua sistem pengetahuan milik Dia. Oleh karena itu, Imam W. D. Muhammad memperingatkan Muslim Afrika Amerika untuk tidak menolak segala sesuatu tentang kulit putih atau Arab hanya karena yang disebut terakhir itu telah meny orang-orang Afrika Amerika. Para pendengarnya dapat, dan harus, meraih pengetahuan yang telah dihasilkan oleh oma kulit putih dan orang Arab. Mengapa? Karena pada akhirnya pengetahuan itu dan aplikasinya milik Tuhan; pengetahua aplikasinya hanyalah alat untuk mencerahkan, bukan membeda-bedakan, hamba-hamba-Nya.
Kewajiban Muslim Afrika Amerika adalah jelas dan luas. Ketika mereka memuji Allah sebagai Tuhan semua sistem pengetahuan, mereka menjadikan pengetahuan sebagai inti nilai Islam. Semua sistem pengetahuan mencakup etiket, atau perilaku pribadi. Juga mencakup sejarah global, dari kelahiran Islam sampai sistem-sistem dunia modern. Juga mencakup ilmu pengetahuan. Ilmu agama dan pencarian ilmiah menjadi bagian dari satu paket. Keduanya integral bagi Islam, karena Yang Esa yang adalah "Tuhan semua sistem pengetahuan" Maha Tahu dan Maha Kuasa. Sifat Maha Tahu Tuhan terbentang dari Hari Penciptaan sampai Hari Kiamat. Sebagaimana tidak ada sesuatu yang tidak diketahui Tuhan sebelum atom pertama dibentuk, begitu pula wahyu Al-Our'an mengantisipasi semua pengetahuan yang datang setelah zaman Nabi. Itu mencakup ilmu pengetahuan modern. Al-Qur'an adalah Kitab Ilmu Pengetahuan dan juga Sebuah Kitab Tanda. Sir Sayyid Ahmad Khan dan Muhammad Iqbal tentu setuju.
"Tuhan semua sistem pengetahuan" lebih dari sebuah jawaban apologetis atas prestise ilmiah. Dalam praktik, para pengikut Imam W. D. Muhammad menjadikan "Tuhan semua sistem pengetahuan sebagai alat pedagogis, dari sekolah menengah sampai universitas. Tujuannya mendorong kaum muda Muslim untuk mengakui bahwa Meta-Kitab adalah juga Kitab Alam, dan bagian dari sejarah mereka.
Ketika Jibril berkata kepada Muhammad, 'Bacalah', jelas seorang guru di salah satu sekolah Minggu Peduli Masjid, "dia idak punya buku untuk dibaca, lalu apa yang dia baca? Apa yang dinginkan oleh malaikat untuk dia baca? Membaca ciptan Allah! Membaca terbitnya matahari, membaca dunia Jibril tidak berbicara tentang kitab fisik; dia berbicara tentang makhluk. Ketika kita mulai sekolah di taman kanak-kanak tidak tahu bagaimana membaca, maka kita mulai mereka belajar dengan buku buku bergambar. Ada budak-budak tidak dapat membaca, tetapi mereka dapat membaca bintang Utara, menjadikan bintang itu tetap di depan mereka selagi mereka berjalan menuju kebebasan!"
Begitu juga dunia alam dan kehidupan sehari-hari harus dipahami melalui observasi dan dengan empati di semua waktu dan di semua tempat. Bahkan para budak, dengan mengamati siklus terbit dan tenggelamnya matahari, dapat membacanya sebagai Tanda-tanda bagi pencipta pembebasan. Seperti Nabi Muhammad, budak-budak Afrika-Amerika tidak dapat membaca buku-buku, namun buta aksara tidak lagi menjadi penghalang bagi mereka sebagaimana tidak bagi dia: tujuan utamanya adalah membaca tanda-tanda dan tunduk patuh pada pesan mereka.
"Berserah diri!" adalah pesan langit, pesan Al-Quran, dan pesan Islam. Kata "al-Islam" menjadi motif utama bagi pandangan-dunia ideal Muslim Afrika Amerika, Dalam kata-kata guru sekolah Minggu yang sama ini, "Ketika Allah berfirman, 'Berserah diri', Anda harus menyerahkan segala sesuatunya. Anda harus menjadi seorang ilmuwan ketika Anda menjadi seorang Muslim. Anda harus memiliki kurikulum utuh. Hentikan cara berpikir Afrosentris, hentikan seluruh cara hidup Anda, dan berserah dirilah."
Tantangannya ada dua: untuk menciptakan masyarakat baru, orang harus terbebas dari identitas instingtifnya dan melebur ke dalam jaringan identitas lain, tetapi pada waktu yang sama, masyarakat secara keseluruhan harus menjadi kehadiran Islam yang asli. Hari-hari libur Islam harus menjadi bagian dari kalender musiman, dengan hari raya Idul Fitri dirayakan berdampingan dengan Hari Natal dan Hanukkah dan masjid-masjid harus tampil alami dan ramah dalam lanskap Amerika sebagaimana gereja dan sinagoga. Ini tidak akan terwujud segera. Imam W. D. Muhammad dan komunitas Muslim Amerika harus menempuh perjalanan panjang, Bahkan ketika mereka membentuk kembali komunitas mereka untuk melangkah melampaui tembok Afrosentrisme, mereka harus mendidik masyarakat yang lebih besar untuk membebaskan diri dari noda rasisme kulit putih. Jangkar mereka dalam proyek ini adalah Sebuah Kitab Tanda, yang melintasi semua rintangan waktu dan tempat, budaya dan ras. Sebagai orang yang berserah diri kepada Yang Esa yang adalah "Tuhan semua sistem pengetahuan", mereka harus berani membayangkan sebuah masa depan tempat kebajikan-kebajikan inklusif, bukan eksklusif berkuasa, dimulai di Amerika Serikat.
B. Usamah Bin Ladin: Al-Qur’an sebagai Mandat untuk Jihad
Usamah bin Ladin menganut teror. Ekspatriat Saudi keturunan Yaman itu adalah seorang teroris yang tinggal di Gua di Afghanistan dan telah menewaskan ribuan orang atas nama agama. Dia juga telah mengilhami puluhan ribu orang lainnya untuk mengikuti jejak kekerasan, kebencian serta kehancurannya yang disengaja. Namun dia mengaku sebagai seorang Muslim dan menemukan pembenaran atas kata-kata dan perbuatannya dalam Sebuah Kitab Tanda. Bagi dia Al-Qur'an adalah sebuah kitab dengan hanya satu Tanda: membunuh orang kafir atas nama Allah, melakukan jihad sebagai perang suci membela diri, berapa pun biaya dan nyawa yang harus dikorbankan. Selama lebih empat tahun setelah serangan terencana atas Amerika Serikat yang menewaskan hampir 3.000 orang dan melancarkan perang teror di dalam negeri dan luar negeri, Usamah bin Ladin tetap bebas berkeliaran. Dia bukan hanya sulit ditangkap secara fisik, tetapi juga sulit dianalisis secara psikologis. Kunci untuk memahami dia ialah memahami kesenjangan yang dia persepsi antara tanah air keduanya, Arab Saudi, dan standar spiritualnya, Al-Qur'an Usamah bin Ladin percaya bahwa Arab Saudi telah mengkhianati Al-Qur'an, dan bahwa orang-orang kafir merajalela di tempat lahir Islam. Elit berkuasa Saudi, yang mestinya menjadi pelindung Islam kenyataannya menjadi musuh terburuknya.
Manifesto dua perangnya melawan orang kafir dalam negeri, dan sekutu-sekutu asingnya, yang juga kafir dimulai pada 1996. Dalam deklarasi perangnya tahun 1996 dia mengeluarkan seruan Islam untuk memerangi orang-oran Islam yang telah menjadi kafir. Dia menyatakan, para penguasa Saudi telah menjadi kafir Muslim karena mereka menerima masuknya orang-orang kafir lain, Zionis-Salibis, ke wilayah Haramain (dua tanah suci), yaitu Arab Saudi pada umumnya, tetapi khususnya daerah Hijaz, tempat terdapat Makkah dan Madinah.
Landasan penentangan Usamah bin Ladin terhadap penguasa Saudi didukung dengan kutipan-kutipan Al-Qur'an. Ayat-ayat itu mendominasi struktur, nada, dan argumen deklarasi perang 1996 yang dikeluarkannya. Dia mulai dengan memuji Tuhan, dan minta pertolongan dan ampunan-Nya. Dia juga mengulangi ikrar keimanan: Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah. Dia mengutip Surat Az-Zumar (39) ayat 23 dan 36-37 ketika dia menegaskan: Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah tidak akan tersesat, dan barangsiapa disesatkan oleh Allah tidak akan mendapatkan petunjuk. Deklarasi perang itu mengambil kekuatannya dari kutipan langsung tiga ayat berikutnya, yang juga merupakan perintah yang ditujukan bagi umat Islam:
يَأَيُهَا الَّذين أَمنُوْا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran : 102)
Tidak ada yang luar biasa dari perintah-perintah ini Ayat-ayat itu mengacu pada "takwa kepada Tuhan". Semua menekankan ketakwaan dalam keadaan yang berbeda-beda dari makhluk, sebagai keluarga, dan sebagai makhluk sosjam, bentuk ketakwaan tidak disebutkan khusus. Namun dalam tafsir yang digunakan Usamah bin Ladin, ketakwaan kepada Tuhan itu sangat spesifik takwa kepada jihad, atau perang pertahanan diri melawan mereka yang menyerang Islam. Bagi Muslim militan, rangkaian ayat-ayat ini harus dibaca bersamaan dengan perintah Al-Qur'an lainnya:
فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمَۡ
Artinya: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (At-Taghabun : 16)
Apa yang menghubungkan ayat ini dengan ayat yang dikutip sebelumnya ialah gagasan tentang hak. Untuk memberikan otoritas moral kepada perintah ini, Usamah bin Ladin kemudian menambahkan sebuah ayat lain dari Al-Qur'an, yang menceritakan tentang Nabi Syuailb:
قَالَ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنۡهُ رِزۡقًا حَسَنٗاۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنۡ أُخَالِفَكُمۡ إِلَىٰ مَآ أَنۡهَىٰكُمۡ عَنۡهُۚ إِنۡ أُرِيدُ إِلَّا ٱلۡإِصۡلَٰحَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُۚ وَمَا تَوۡفِيقِيٓ إِلَّا بِٱللَّهِۚ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ
Artinya : “Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.”. (Surat Hud : 88)
Nabi Syuaib menyeru kaumnya untuk menentang tuhan tuhan palsu dan mencari solusi bagi ketidakadilan sosial, Meskipun dia orang kaya, dia memperoleh kekayaan dengan cara-cara yang halal, dan karena dia tidak melakukan sesuatu yang dia melarang orang lain untuk melakukannya, dia mendesak kaumnya untuk mereformasi kehidupan mereka mereformasi mereka sejauh yang mereka mampu, di dunia ini melalui keadilan sosial dan di akhirat melalui ketakwaan Usamah bin Ladin memproyeksikan dirinya sebagai Syuab masa kini, dengan mengkdaim bahwa kekayaannya diperoleh dengan cara halal, tetapi juga dituntut agama sebagai ungkapan privilesenya. Kata "reformasi sangat dihargai dalam gerakan-gerakan Islam modern. Meskipun kata itu muncul delapan kali dalam Al-Qur'an, hanya di sini ia berhubungan langsung dengan seorang Nabi merindukan keadilan sosial yang Rujukan Al-Qur'an selanjutnya memperluas seruan kolektif pesan Usamah bin Ladin:
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
Artinya : “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (Ali 'Imran : 110)
Dia kemudian memperkuat ayat ini dengan sebuah hadits yang melukiskan kehidupan Nabi Muhammad. "Shalawat da salam Allah kepada hamba dan utusan-Nya yang mengatakan "Hukuman Allah akan menimpa kepada kaum yang melihat kezaliman dan tidak mencegahnya."
Setelah mengklaim bahwa penguasa Saudi murtad, dan juga menuduh mereka tidak mendukung para ulama dan kaum muda yang shaleh. Pada bagian ketiga dan terakhir deklarasi perang tahun 1996, dia secara langsung menyeru kepada kaum muda yang shaleh. "Saya punya pesan sangat penting bagi para pemuda Islam," katanya. "Mereka adalah orang-orang bagi masa depan cemerlang umat Muhammad saw. Para pemuda kita adalah keturunan terbaik dari nenek moyang terbaik!" dia.
"Para pemuda kita adalah keturunan terbaik dari nenek moyang terbaik!" adalah ungkapan yang mengidentifikasi para martir yang bersukarela untuk al-Qaeda dengan para sahabat Nabi, tetapi juga sama dengan mereka yang telah berperang bagi pembentukan dan penyebarluasan umat Islam. Usamah bin Ladin memperkuat peran suci mereka dengan ayat-ayat dari Al-Qur'an yang melindungi kesetiaan ini sebagai sesuatu yang mengikat. Mereka tidak hanya harus bangkit melawan mereka yang melindungi penjajah kafir, tetapi juga harus memahami bahwa "sekarang menjadi kewajiban setiap suku di Jazirah Arab untuk berperang, jihad, di jalan Allah dan membersihkan negeri itu dari orang-orang kafir yang mendudukinya. Allah tahu bahwa darah mereka dihalalkan untuk ditumpahkan dan kekayaan mereka adalah harta rampasan; kekayaan menjadi harta rampasan bagi mereka yang membunuhnya. Allah berfirman dalam ayat pedang (ayat as-sayf):
فَإِذَا ٱنسَلَخَ ٱلۡأَشۡهُرُ ٱلۡحُرُمُ فَٱقۡتُلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ حَيۡثُ وَجَدتُّمُوهُمۡ وَخُذُوهُمۡ وَٱحۡصُرُوهُمۡ وَٱقۡعُدُواْ لَهُمۡ كُلَّ مَرۡصَدٖۚ فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ فَخَلُّواْ سَبِيلَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Artinya : “Apabila telah habis bulan-bulan haram, maka perangilah orang-orang musyrik di mana saja kamu temui, tangkaplah dan kepunglah mereka, dan awasilah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan melaksanakan shalat serta menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (At-Taubah : 5)
Maka meskipun Surat 9: 5 lebih keras jika diambil lepas dari konteksnya dalam bentuk yang dikutip oleh Usamah bin Ladin, teks utuh Al-Qur'an membatasi maknanya yang "jelas" dan "tunggal". Namun, Usamah bin Ladin mendeklarasikan perang dan mendesakkan teror. Dia tidak tertarik pada penafsiran yang menyenangkan. Dia mendefinisikan jihad sebagai hal penting kedua setelah iman. Dia ingin mengambil ayat-ayat Al-Qur'an sebagai teks-teks bukti bukan sebagai perintah moral Dia ingin menciptakan polaritas kaku antara pemuda Muslim yang shaleh dan tentara pendudukan, yang bersama pengkhianat dalam negeri menjadi target sah serangan "dengan segala cara yang mungkin."
Yang sengaja tidak disebutkan adalah cara-cara untuk melancarkan jihad. Diasumsikan bahwa karena kekejaman agresor begitu nyata dan berdarah, cara-cara untuk melawan mereka harus sebanding. Yaitu dengan perang total, teror tanpa akhir. Tidak ada negosiasi, tidak ada kompromi, tidak ada modus vivendi dengan musuh kafir.
Apa hasil akhir dari proyek Usamah bin Ladin? Bukan negara Islam atau pemulihan Kekhalifahan. Sebaliknya, proyek itu tidak menghasilkan apa-apa selain anarki tanpa henti. Usa- mah bin Ladin secara keliru dicap sebagai seorang fundamen- talis Muslim. Dia lebih pantas menjadi keturunan Rasputin dan kaum anarkis Rusia awal abad 20 daripada pengikut Muhammad dan para pejuang Muslim awal abad 7. Al-Qur'annya bukanlah sebuah tanda melainkan tiang kuburan.
Pemaknaan jihad sebagai sebuah doktrin kekerasan yang dilakukan oleh Usama bin laden memiliki jarigan di banyak Negara dunia oleh karenanya terorisme sudah bergeser dari ancaman terhadap suatu Negara menjadi ancaman yang bersifat global. Untuk konteks Indonesia sebagai Negara muslim terbesar di dunia, problem terorisme ini memunculkan banyak delima: antara menjaga perasaan umat muslim dan law enforcement yang mesti ditegakan, lebih dari itu ada sebuah kenyataan bahwa serangan brutal telah terjadi dan musuh mesti didefinisikan untuk kemudian di ambil langkah-langkah selanjutnya sebelum mengeksekusi penjahat yang walaupun terus bersembunyi di balik simbul-simbul dan alasan Agama. Dari pengakuan para tersangka tindak pidana terorisme bom bali 12 oktober 2002 jelas terlihat sebuah ekspresi emosi keagamaan, Ali Gufron, salah seorang tersangka terror bom Bali, bahkan menyatakan sikapnya dengan tegas dan sederhana membalas kezhaliman dan kesewenangan AS dan sekutunya terhadap kaum Muslimin dengan maksud agar mereka menghentikan kezalimanya.
C. Korban Aids dan Wanita Sakit: Al-Qur’an sebagai Resep.
Bagaimana orang-orang taat yang buta huruf menggunakan Al-qur’an? Mereka menggunakan banyak formula yang berhubungan dengan satu kata Arab: taawudz. Taawudz berasal dari kata pertama dalam dua surat terakhir al-Quran (surat al Falaq dan An Nas):
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِي ٱلۡعُقَدِ
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Artinya: "dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)", [4] "dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” [5] (Al-Falaq : 4-5)
ٱلَّذِي يُوَسۡوِسُ فِي صُدُورِ ٱلنَّاسِ
مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
Artinya: "yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia", [5] "dari (golongan) jin dan manusia.” (An-nas: 5-6)
Ta ’awudz adalah tindakan mencari perlindungan, berlindung kepada Tuhan dari semua kejahatan dan penyakit di dunia ini. Taawudz paling baik dianggap sebagai resep untuk mendapatkan rahmat, dengan memohon kepada Tuhan (Tuhan semua sistem pengetahuan) untuk mendengarkan, menjawab, dan menyembuhkan.
Banyak orang Islam, yang buta huruf dan yang bisa membaca, memohon kepada Dia melalui taawudz, yang terpenting untuk perlindungan dari roh-roh jahat atau jin. Al-quran sering menyebut jin. Jin adalah roh yang menghuni alam antara langit dan bumi., antara Tuhan dan manusia. Karena mereka yang dianggap lebih dekat dari langit daripada bumi, mereka disebut jin, istilah yang berasal dari kata Arab yang berarti surga (kebun): jannah.
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
Artinya ; "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Q.S Ad-Dzaariyaat: 56)"
Kekuatan seperti ini hanya diberikan kepada orang-orang tertentu. Tuhan tidak pernah berbicara kepada orang beriman kecuali ilham atau dari balik tabir. Atau dia akan mengirimkan seorang perantara (wali) yang kepadanya Dia memberitahu apa yang Dia inginkan. Menurut sejarawan Ibnu Khaldun, wali adalah orang suci yang telah diberi ilmu dan kearifan Ilahi oleh Tuhan. Mereka mengatasi gangguan roh-roh pada tingkatan yang berbeda-beda. Mereka membantu menyembuhkan penyakit impotensi, mengobati penyakit dan meningkatkan kesejahteraan, hampir selalu dengan menggunakan taawudz.
Di sana seorang guru sufi membuat satu formula do’a perlindungan yang dapat diakses melalui internet. Pembaca yang menjadi sasarannya bukan hanya melek huruf, tetapi juga melek-internet. Tujuannya adalah untuk membantu dan membebaskan mereka yang menderita HIV/AIDS. Lembaga ini mengoordinasi waktu-waktu pembacaan dengan lokasi berbeda-beda di seluruh dunia.
Pengobatan HIV/AIDS Dengan Metode Penyembuhan Sufi
Layanan ini diberikan gratis melalui Yayasan barzakh, dan pemilik situs adalah seorang guru Sufi. Muhammad Zuhri adalah orang yang telah mempraktikan metode penyembuhan Sufi selama lebih dua puluh tahun. Dia mengaku telah menyembuhkan banyak orang yang terserang kanker, penyakit jiwa, leukemia, impoten dan kelumpuhan, dan dia melakukannya di dalam Islam dengan menggunakan al-Qur’an.
Nama kelompok itu, Yayasan Barzakh, berasal dari ayat al-Quran yang melakukan ketakutan atau kematian.
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ
لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحٗا فِيمَا تَرَكۡتُۚ كَلَّآۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَاۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرۡزَخٌ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ
Artinya: "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia).", [99] "agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan." [100] (Q.S al-Muminun 99-100)
Barzakh adalah kata yang sering digunakan Ibnu Arabi bagi guru agung itu, ia adalah istilah kunci yang menengarai perjalanan dari dunia fisik ini ke dunia selepas kematian yang bersifat spiritual, dan juga merupakan ruang yang dihuni masing-masing orang setelah kematian dan sebelum hari kebangkitan. Melalui wawasan mereka yang dalam, para guru Sufi seperti Ibnu Arabi dan Muhammad Zuhri dapat melihat jalan yang menunggu tiap orang ketika mereka meninggalkan alam material dan sebelum mereka mengalami cahaya keabadian yang membutakan. Praktik ini tidak hanya mengandalkan pada shalat, tetapi juga zikir. Zikir menuntut pembacaan berulang-ulang ayat-ayat dari al-Quran atau Asmaul Husna, di bawah pengawasan Muhammad Zuhri, baik secara langsung maupun melalui koneksi internet.
Sebagai seorang guru sufi, yang memperantarai kehendak Ilahi dan memahami barzakh yang menunggu tiap pasien/pemohon. Muhammad Zuhri menggabungkan penggunaan nama-nama Tuhan dan ayat-ayat al-Quran dengan shalat dalam suatu metode yang khuus dan kompleks. Dia memohon perantara jin-jin dengan menggunakan formula-formula yang mungkin ditulis pada kertas, tulang atau kulit. Tulisan-tulisan ini kemudian ditaruh dalam segelas air untuk diminum oleh pasien, atau dipendam di dalam tanah, atau dibawa. Formulasi-formulasi itu juga dapat dibaca keras-keras atau dibaca lirih dalam hati.
Dalam kasus Muhammad Zuhri dan Yayasan Barzakh, taawudz adalah penerapan al-qur’an yang luas dan berdaya. Meskipun terutama ditujukan bagi pasien Muslim, yayasan ini juga menawarkan harapan bagi semua yang datang untuk menerima terapi ini dengan ikhlas dan tawakal, apa pun latar belakang agama mereka. Tekad Muhammad Zuhri adalah menyembuhkan pasien yang terinfeksi menggunakan segala cara yang bisa diterima oleh hukum manusia dan moralitas atau agama. Bagi mereka yang menderita AIDS namun keluar dari dunia ini pada jalan yang sejajar dengan Jalan Lurus tanpa memotongnya, yakni orang-orang non-muslim, ini barangkali merupakan cahaya paling terang dari sebuah kitab tanda. Ia adalah resep untuk mendapatkan rahmat dari Yang Maha Pengasih dan Maha penyayang, kepada semua umat manusia.
Seringkali wanita-wanita taat menggunakan resep untuk mendapatkan rahmat sebagaimana diberikan kepada mereka oleh para wali. Seorang wanita Muslim mungkin prihatin dengan ssuatu penyakit, yang menimpa dirinya atau anggota keluarganya. Dia mungkin mendekati seorang penyembuh profesional, dan minta kepada dia untuk menuliskan ayat-ayat tertentu dari al-Quran pada permukaan dalam sebuah mangkuk. Dia kemudian menuangkan air ke dalam mangkuk itu, mengaduknya sampai tulisan itu lenyap, dan kemudian meminum air yang telah diberkati itu atas nama orang yang sakit. Penyembuh juga membaca ayat-ayat ini pada saat wanita itu minum air tersebut:
قَٰتِلُوهُمۡ يُعَذِّبۡهُمُ ٱللَّهُ بِأَيۡدِيكُمۡ وَيُخۡزِهِمۡ وَيَنصُرۡكُمۡ عَلَيۡهِمۡ وَيَشۡفِ صُدُورَ قَوۡمٖ مُّؤۡمِنِينَ
Artinya: "Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman," (At-Taubah : 14)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman." (Q.S. Yunus: 57)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
W. D. Muhammad, juru bicara terkemuka bagi lebih dua juta Muslim Amerika Utara. Sejak 1932, ayahnya, Elijah Muhammad memimpin Nation of Islam Selama empat puluh tahun selanjutnya, Nation of Islam dikenal bukan hanya karena organisasi itu menganut Islam, tetapi juga karena separatisme rasialnya. W. D. Muhammad mengubah sikap itu. Pada 1976 dia menjadi pemimpin dan mengubah nama kelompok itu menjadi Komunitas Dunia-Islam di Barat, ian menjadi Perhimpunan Muslim Amerika, dan yang terbaru Peduli Masjid. Dalam tiap fasenya W. D. Muhammad membela Islam sebagai agama asli Amerika, dan dia secara konsisten menentang rasisme khususnya di kalangan Muslim. Imam W.D. Muhammad berkata, "Al-Qur'an tidak mengatakan kebajikan itu dalam orang Islam. Seorang Muslim akan baik jika dia sesuai dengan fitrah Muslimnya dan dengan petunjuk yang diberikan. Akan tetapi, jika dia ingin membangkang, dia bebas." Dan ia juga menyebut bahwa Al-Qur'an adalah Kitab Ilmu Pengetahuan dan juga Sebuah Kitab Tanda."
Usamah bin Ladin, ekspatriat Saudi keturunan Yaman itu adalah seorang teroris yang tinggal di Gua di Afghanistan dan telah menewaskan ribuan orang atas nama agama. Dia juga telah mengilhami puluhan ribu orang lainnya untuk mengikuti jejak kekerasan, kebencian serta kehancurannya yang disengaja. Namun dia mengaku sebagai seorang Muslim dan menemukan pembenaran atas kata-kata dan perbuatannya dalam Sebuah Kitab Tanda. Bagi Usamah bin Laden, Al-Qur’an merupakan sebuah kitab hanya dengan satu tanda, yaitu membunuh orang kafir atas nama Allah, melakukan jihad sebagai perang suci membela diri, seberapapun biaya dan nyawa yang harus dikorbankan. Menurut Usamah, tidak ada kewajiban lain yang lebih penting setelah iman melainkan kewajiban untuk berjihad di jalan Allah.
Muhammad Zuhri adalah orang yang telah mempraktikan metode penyembuhan Sufi selama lebih dua puluh tahun. Dia mengaku telah menyembuhkan banyak orang yang terserang kanker, penyakit jiwa, leukemia, impoten dan kelumpuhan, dan dia melakukannya di dalam Islam dengan menggunakan al-Qur’an. Tekad Muhammad Zuhri adalah menyembuhkan pasien yang terinfeksi menggunakan segala cara yang bisa diterima oleh hukum manusia dan moralitas atau agama. Bagi mereka yang menderita AIDS namun keluar dari dunia ini pada jalan yang sejajar dengan Jalan Lurus tanpa memotongnya, yakni orang-orang non-muslim, ini barangkali merupakan cahaya paling terang dari sebuah kitab tanda. Ia adalah resep untuk mendapatkan rahmat dari Yang Maha Pengasih dan Maha penyayang, kepada semua umat manusia.
B. Saran
Apabila ada ketidak kesesuaian dalam penulisan makalah ini, maka dapat berkenan untuk di kritik dan diberi masukan yang membangun, supaya akan lebih sempurna lagi makalah ini. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Azzam. Abu, Terorisme Bukan Jihad, Kesesatan Dan Pelanggaran Aksi Terorisme, (Ciputat Tanggerang,:Pustaka Compass 2015)
Lawrence. Bruce, The Qur’an A biography, Terjemah: Ahmad Asnawi (Jakarta: Diglossia Media, 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar